Bahaya Aplikasi FaceApp Benarkah Ada Pencurian Data?
Tren pencarian tentang #AgeChallenge dan aplikasi paras tua tengah naik daun bukan hanya pada Indonesia, melainkan di semua dunia.
Aplikasi FaceApp yg dikembangkan oleh Wireless Lab ini tambah viral sesudah sejumlah artis & selebgram mem-posting paras tua mereka pada sosial mereka.
Semenjak viral, ternyata terdapat lagi keterangan bahwa ada bahaya tersembunyi yang mengintai di balik penggunaan pelaksanaan filter wajah ini loh. Penasaran?
- Kontroversi Bahaya FaceApp, Mulai Dari Pencurian Data Hingga Pemerintah Rusia
- Pembelaan berdasarkan Pencipta Aplikasi Wajah Tua #AppChallenge
- Aplikasi Ini Lebih Berbahaya dari FaceApp, Masih Khawatir Soal Privasi Data?
Kontroversi Bahaya FaceApp, Mulai Dari Pencurian Data Hingga Pemerintah Rusia
Seperti yang Jaka tuliskan sebelumnya, FaceApp merupakan pelaksanaan filter foto yang dapat memanipulasi wajah pengguna menggunakan memakai teknologi berbasis neural alias Artificial Intelligence (AI).
Aplikasi yg sempat trending 2 tahun lalu ini balik membawa filter buat mengganti paras penggunaanya sebagai tua, yg kini dikenal dengan tantangan menggunakan tagar #AgeChallenge.
Sumber foto: instagram.ComPara pesohor global pun mem-posting penampilan saat mereka tua di akun media umum mereka, seperti yg dilakukan sang musisi Drake dan Agnez Mo pada Instagram.
Heboh #AgeChallenge! Ini Dia Aplikasi Edit Wajah Tua Yang Viral & Cara Membuatnya Mau ikutan Age Challenge yang lagi viral? Berikut Jaka ulas cara edit wajah tua dengan aplikasi FaceApp buat Android & iPhone (bukan filter Instagram). LIHAT ARTIKEL Seiring dengan kepopulerannya, muncul jua kontroversi bahaya FaceApp yang kabarnya "mencuri" data pengguna berupa foto di galeri & menggunakannya untuk kepentingan yang nir diketahui.
Setelah diselidiki, Jaka menemukan bahwa kontroversi ini pertama kali ada berdasarkan cuitan akun Joshua Nozzi (@JoshuaNozzi), seseorang produsen pelaksanaan dan penulis teknologi pada Twitter.
Dalam cuitannya, beliau yg menyampaikan bahwa FaceApp mengunggah seluruh foto yang berada di galeri tanpa sepengetahuan pengguna secara membisu-diam & berjalan pada background.
Sumber foto: twitter.ComBelum genap sehari, cuitan Nozzi viral di Twitter & bahkan dikutip beberapa media teknologi internasional berbasis di Amerika Serikat, seperti 9to5Mac, TechCrunch, hingga Forbes.
Kontroversi bahaya FaceApp ini pun semakin menjadi-jadi sesudah dikaitkan dengan isu bahwa data foto pengguna ini digunakan sang Pemerintah Rusia.
Patut kamu ketahui, bahwa FaceApp merupakan pelaksanaan yang dikembangkan sang Wireless Lab yang berbasis pada St. Petersburg, Rusia.
Dan telah barang umum bila Amerika Serikat agak "sensi" menggunakan Rusia atau China, misalnya pada masalah produk Huawei yg disinyalir menjadi alat spionase.
Pembelaan berdasarkan Pencipta Aplikasi Wajah Tua #AppChallenge
Lalu apakah benar FaceApp mengunggah data semua foto pada galeri ke server mereka? Hal ini belum sepenuhnya terbukti seperti dikutip menurut pernyataan Will Strafach (@chronic) dalam akun Twitter-nya.
Sumber foto: twitter.ComPemimpin perusahan siber Guardian Firewall ini sudah melakukan analisa lalu lintas jaringan saat menjalankan FaceApp. Hasilnya nir ditemukan kegiatan seperti yg dikatakan Nozzi pada sebelumnya.
Namun beliau mengungkapkan waktu engkau hendak menerapkan filter dalam sebuah foto, maka foto tersebut akan diunggah baru diedit dalam server aplikasi FaceApp.
Sumber foto: businesslive.Co.ZaMenghadapi banyaknya kontroversi tentang bahaya FaceApp, akhirnya Yaroslav Goncharov selaku CEO FaceApp akhirnya mengeluarkan beberapa pernyataan sebagai berikut:
Terlihat menjanjikan bukan? Namun, hingga saat ini belum terdapat kepastian apakah pihak FaceApp sahih-sahih melakukan hal-hal seperti pernyataan pada atas. Bagaimana jikalau menurutmu?
Aplikasi Ini Lebih Berbahaya menurut FaceApp, Masih Khawatir Soal Privasi Data?
Sumber foto: economist.ComIsu keamanan data pribadi di tengah era digital waktu ini memang perhatian poly kalangan. Akibatnya menggunakan naiknya kontroversi ini, banyak orang menghujat FaceApp sebagai pelaksanaan penipu.
Padahal menurut Jaka sendiri, privasi di era digital masuk ke dalam ranah "abu-abu" dan belum mampu dipastikan kebenarannya, geng.
Misalnya saja, apakah engkau konfiden jika aplikasi yg terpasang pada smartphone kamu nggak merekam data dan aktivitasmu? Coba cek Permission di HP kamu, khususnya pengguna Android.
Caranya kamu pulang ke hidangan Settings > Apps > Pilih Aplikasi > Permissions. Di sini Jaka mencontohkan dengan pelaksanaan media sosial, misalnya Facebook, WhatsApp, & Instagram.
Sumber foto: dok. PribadiDi sini kentara terlihat beberapa aplikasi pada atas memiliki perizinan buat mengakses beberapa informasi pribadi, seperti Contacts, Location, SMS, dan lainnya.
Apalagi beberapa pelaksanaan yang Jaka sebutkan di atas pernah tersangkut masalah berkaitan dengan privasi data penggunanya.
Misalnya skandal Facebook dan Cambridge Analytica pada 2018 lalu yang terbukti memakai data pengguna secara diam-diam untuk keperluan iklan bernuansa politik.
Serta gosip iklan tertarget pada Instagram yang rumornya didapatkan sesudah merekam percakapan pengguna diam-diam. Pasti kamu pernah merasakannya juga, kan?
Akhir Kata
Begitulah kira-kira kontroversi hangat yang naik seiring dengan makin viral dan populernya pelaksanaan FaceApp berbasis AI yang mampu mengganti paras menjadi tua.
Nah, masih apakah kamu masih mau memakai aplikasi FaceApp?
Tentu jawabannya balik lagi ke engkau yang sepertinya wajib berpikir 2 kali, lebih pilih posting foto lucu pada media umum atau lebih risi soal keamanan data, geng.
FaceApp 1.0 Apps Browser Wireless Lab DOWNLOAD
Comments
Post a Comment