Romansa Kehidupan Bersaudari di Little Women
Time Magazine & American Film Institute mendapuk Little Women menjadi galat satu menurut Top 10 Films 2019. Di gelaran 92nd Academy Awards 2020, film yang menerima sertifikat fresh berdasarkan Rotten Tomatoes (95%) ini berhasil mendapatkan enam nominasi, termasuk Best Picture, Best Actress (buat Saoirse Ronan), Best Supporting Actress (untuk Florence Pugh), & Best Adapted Screenplay.
BACA JUGA
- 7 Superhero Terkuat yg Tidak Memiliki Kekuatan Super, Ada yg Sampai Jadi Dewa?
- 10 Aplikasi Nonton Film Gratis & Legal di HP, Nonton Bisa pada Mana Saja!
- 7 Film yg Dibenci Banyak Orang Padahal Belum Dirilis, Netizen Galak!
- 7 Karakter Marvel yang Pernah Memakai Infinity Gauntlet, Termasuk Spidey?
Nonlinear Storytelling
Dalam film adaptasi yang disutradarai oleh Greta Gerwig secara nonlinear ini, penonton pertama kali diperkenalkan menggunakan sosok Jo March (Soirse Ronan) yang berusaha keras buat menjual cerpen pada seorang penerbit pada New York bernama Mr. Dashwood (Tracy Letts). Meski akhirnya terjual dengan harga dibawah pasaran dan poly bagian dari cerpen tadi dicabut dan diedit sebelum ditayangan, Jo tetap senang cerpennya terjual dan lebih bersemangat lagi buat menulis.
Disini penonton diajak ke fase flashback dimana para saudari March tumbuh berdasarkan masa kanak-kanak hingga dewasa. Selain Jo yang tomboy dan berbakat dalam menulis, terdapat saudara tertua tertuanya yg bernama Meg (Emma Watson) yang elegan dan rendah hati. Ada pula Beth (Eliza Scanlen) yang jago bermain piano dan si bungsu Amy (Florence Pugh) yg paling cantik diantara ketiganya.
Para saudari March tinggal pada sebuah rumah sederhana bersama bunda mereka, Marmee (Laura Dern) yang bermain sangat brilian dalam film ini. Tak ketinggalan terdapat pula oleh tetangga ganteng , Theodore Laurence (Timoth e Chalamet) yang jatuh cinta dalam Jo, namun akhirnya ditolak. Terakhir ada Aunt March (Meryl Streep) sebagai bibi famili March yang super kaya & sanggup bertindak semaunya.
Kisah mendetail mengenai kehidupan para saudari March yg kompleks, penuh naik turunnya kehidupan, kebahagiaan hingga kematian, semuanya mengalir menggunakan sangat indah. Dukungan latar menggunakan tona hangat (flashback) & dingin (masa kini ) yg tersaji oleh Sinematografer Yorick Le Saux berpadu anggun pada balutan musik menyentuh karya oleh maestro Alexandre Desplat.
Award Worthy Cinematic Experience
Bagi penonton yang familiar dengan novel dan adaptasi TV maupun film dari Little Women sebelumnya, niscaya akan merasa puas menggunakan adaptasi terbaru menurut novel karya Louisa May Alcott ini. Ada poly adegan ikonik mulai berdasarkan ice-skating, pangkas rambut, hingga penggunaan rumah asli dan pemilihan dekorasi interior yang identik pada style di tahun tadi.
Ada satu adegan dimana para saudari March harus merelakan sarapan natal mereka buat diberikan pada tetangganya yang kurang sanggup, & saat mereka kembali, meja makan mereka ternyata malah penuh dengan majemuk kuliner enak hingga manisan & es krim yang benar-benar menggiurkan. Penonton dijamin ngiler menyaksikan adegan tadi!
Meski alur maju-mundur yang ditawarkan terkadang menciptakan penonton bingung, dan ada beberapa bagian editing yg terasa terburu-buru, namun secara holistik Little Women merupakan pengalaman sinematik yang wajib untuk ditonton oleh semua kalangan.
Akting, penyutradaraan, desain busana , musik latar, desain produksi, sampai serangkaian hal-hal teknis dalam perfilman yang diterapkan pada film ini benar-benar luar biasa. Tak heran, Little Women berhasil menerima banyak penghargaan & nominasi bergengsi di ajang perfilman nasional maupun internasional.
Buat kamu yang telah tidak sabar buat menonton Little Women, film ini telah tayang di bioskop-bioskop terdekat!
Comments
Post a Comment